MoreNiche

Thursday, June 09, 2005

Days Of Glory...

Hell yeahh... akhirnya momen itu datang juga. Momen yang sangat special dan emosional bagiku. Momen dimana sekaranglah waktu yang tepat untuk membalas semua cemoohan, ledekan dan segala macam kalimat yang membuat darah ini mendidih.

Lunas sudah!!! 28 tahun fanatisme dibayar dengan prestasi yang fantastis.


Ataturk Olimpiyat, Istanbul, Turki; 25 Mei 2005.

Begitu Jerzy Dudek berhasil memblok penalti Shevchenko, meledaklah emosi di tubuh ini. Bersama jutaan Liverpudlians yang tersebar di seluruh semesta ini, segala macam perasaan bercampur aduk saat Santo Gerrard mengangkat trophy yang telah 20 th lepas dari genggaman.
Setelah sempat tertinggal 0-3 di babak pertama yang membuatku pengen buru2 tidur, akhirnya LFC bisa membalikkan keadaan dengan sukses menyamakan kedudukan 3-3 hingga akhir perpanjangan waktu yang menyebabkan juara harus ditentukan oleh adu tendangan penalti. Dan Jerzy Dudek, kiper LFC yang kerap melakukan blunder kali ini benar-benar menunjukkan kelasnya sekaligus menjadi pahlawan dengan sukses menghadang 2 tendangan penalti pemain AC Milan. Ini adalah trophy ke-5 LFC di Champions League.

Yup LFC yang selama 1 dekade terakhir ini sering dianggap remeh, akhirnya menunjukkan pada dunia level dimana LFC seharusnya berada. LFC yang 2 dekade terakhir tidak pernah mendapatkan porsi yang layak di berbagai media selain kebrutalan dan kefanatikan supporternya. Dimanapun LFC berlaga, ribuan supporternya selalu menyertai. Tak peduli apapun resiko dan bahayanya. Roma 1984; setelah final Piala Champiaons antara LFC vs AS Roma yang akhirnya dimenangkan LFC, dijalanan kota Roma supporter LFC yang tengah berpesta diserang oleh supporter AS Roma. Kekacauan yang ditimbulkan membuat pemilik penginapan dan hotel menolak supporter LFC yang ingin kembali ke hotel, hingga supporter LFC akhirnya menyerbu Kedubes Inggris. Peristiwa inilah yang konon memicu terjadinya Tragedi Heysel setahun kemudian. Kebetulan di final yang digelar di Heysel kembali LFC bertemu dengan tim dari Italia, Juventus. Hasilnya 39 orang supporter Juventus meregang nyawa dihajar supporter LFC. Sayang saat itu LFC kalah 0-1. (we might lose the game but we never lose the fight)


20 th kemudian saat LFC kembali bertemu dengan Juventus di Anfield pada perempat final Liga Champions 2004/2005 yang akhirnya dimenangi LFC 1-0, Liverpudlians sempat meminta maaf melalui seremoni yang diadakan sebelum kick-off. Tapi apa hasilnya? Supporter Juve menolak. Mereka masih ingin menuntut dendam. Mereka menunggu Liverpudlians di Turin saat perempatfinal ke-2 digelar di Delle Alpi untuk membalas dendam. Apakah Liverpudlians gentar terhadap ancaman supporter Juve? TIDAK!!! Ribuan Liverpudlians tetap bersemangat datang ke Turin meski sadar bahaya di depan mata. Hasilnya LFC melaju ke semifinal.


Liverpudlians is the best. Jose 'big mouth' Mourinho tidak mau mengakui kekalahan timnya tapi mengakui kefanatikan Liverpudlians yang memadati stadion Anfield pada saat laga semifinal ke-2. Saat itu puluhan ribu Liverpudlians terus bernyanyi dan bersorak sepanjang pertandingan hingga kebisingan suara yang dihasilkannya hanya bisa dikalahkan oleh deru mesin pesawat jet. 'I was forget about Power of Anfield' kata sang big mouth.


Dan di final, kedewasaan, kefanatikan serta loyalitas Liverpudlians benar2 terbukti. Lebih dari 40 ribu Liverpudlians datang ke Istanbul untuk menyaksikan final LFC yang secara kebetulan kali ini kembali bertemu dengan tim dari Italia; AC Milan. Seperti yang dilaporkan berbagai media tepat sehari sebelum partai final digelar, puluhan ribu Liverpudlians sudah memadati Istanbul, meski yang beruntung bisa masuk ke stadion cuman sekitar 25 ribu. Tapi mereka tetap ke Istanbul dengan atau tanpa tiket, pria wanita maupun tua dan muda. Bahkan stasiun ESPN sengaja membuat laporan khusus di suatu daeraj yang saat itu mendapat julukan 'kampung Liverpool'.


Laga finalnya seperti yang kalian tahu sendiri... Italians lose again...


Pada saat parade di kota Liverpool lebih gila lagi. Diperkirakan lebih dari 1 juta orang memadati jalan-jalan di kota Liverpool yang akan dilewati parade kemenangan. It's so amazing. Tidak salah kalo Rafael Benitez menyebut 'Liverpudlians is the best football supporters in the world'.


This is Anfield.

Where football more than religion.
We're might be not as rich as you but we don't buy a trophy.
We might be not as glorious as you are but
the history will always tell the truth
that we're the greatest in the universe.
And we will always be cheering and singing,
no matter where we are.
Through the chaos, through the storms,
we will always keep our head held high and sing...
YOU'LL NEVER WALK ALONE.

-27 Mei 2005-

1 comments:

Anonymous,  4:19 PM  

liverpudlians jugah :D
jadi inget momen emosional ituh..
hu..hu..hu...sempet nangis...

Post a Comment

Make money online

Tentang BrandalSurga

Blog Brandal Surga ini hanya berisi catatan pribadi dari pengalaman dan eksperimen seorang blogger 'nakal' yang saat ini tengah berada di surga dalam hal blogging dan bisnis online. Kadang terselip juga sepenggal kisah hidup dan cerita kesehariannya. Manis dan getir semuanya terkumpul disini seolah kedua hal itu gak ada bedanya. Semoga aja ini semua bermanfaat buat kalian.

Cheersss...
Tambenk aka Brandal Surga

Tentang Brandal Surga | Kontak Brandal Surga

Followers

  Â© Blogger template The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008 | Customize by Detaro

Back to TOP