Di 4:37 dini hari

Dinyalakannya sebatang rokok. Perhatianya beralih dari layar datar TV ke atas tempat tidur. Kepada sesosok lelaki yang tengah tertidur pulas. Tak beda dengan si perempuan, lelaki itu juga telanjang. Sosok lelaki yang tidak bisa dibilang gagah. Lelaki yang diacuhkan masyarakatnya, lelaki yang membuat keluarga besar si perempuan murka, lelaki yang membuat hidupnya lebih dari sekedar rutinitas menunggu mati.
Tiba-tiba saja setelah sekian lama, dari kedua bola mata bening si perempuan mengalir air mata. Dia terisak. Perempuan itu menangis meski dia tidak tahu pasti apa yang ditangisinya dan untuk apa air mata itu. Disandarkannya kepalanya di sofa. Matanya masih saja tak lepas dari sosok lelaki yang sedang terlelap layaknya bayi. Dirasakannya sakit di ulu hati dan kepalanya. Jantungnya berdetak kencang, darah mengalir deras ke seluruh pembuluh darah ditubuhnya. Dia ingin berteriak tapi kerongkongannya terasa tercekat. Mulutnya kelu. Dan air mata itu terus mengalir.
Sembilan belas bulan dirasakannya hidupnya menjadi lebih berarti. Tanpa kemunafikan, tanpa kepalsuan. Setelah seperempat abad akhirnya perempuan itu mempunyai keberanian untuk berkata "tidak" kepada mereka yang mengaku keluarga dan saudara. Setelah seperempat abad akhirnya perempuan itu merasakan menjadi dirinya sendiri. Semua gara-gara lelaki itu. Dan dia tak pernah menyesalinya. Sembilan belas bulan tanpa pernah tahu apakah hal ini akan menjadi dua puluh bulan. O betapa menyakitkannya kenyataan. Dan air mata itu terus mengalir.
Perempuan itu bangkit dari sofa dan berjalan menuju tempat tidur. Hati-hati direbahkannya tubuh telajangnya di samping lelaki itu. Lama dipandanginya wajah lelaki itu. Dirapikannya rambutnya dengan hati-hati seolah takut hal itu akan membuat si lelaki terjaga. Dengan lembut dan perlahan dikecupnya bibir lelaki itu. Didekatkannya mulutnya ke telinga lelaki itu. Dipejamkannya mata dan berbisik pelan...Selamat Ulang Tahun Brandal...
Di 4 dini hari, disamping lelaki yang dicintainya perempuan itu berusaha untuk menutup mata.
9 comments:
Hmm..nice story :)
selamat ulang tahu brandal, kata-kata yang menarik untuk menggambarkan bunda... :)
masih blm ngerti..???
@ Andre, hakimtea, masdoo : Thx buat komentarnya.. ;D
speechless...
couldn't hold d'tears...
was it true ?
sory...i didn't want 2 know actually
siapa? kapan? nyatakah?
no..no...kamu ga harus jawab pertanyaan2 tolol itu..
karena itu tak akan dapat mengulang kisah...
dan juga tak akan dapat mengembalikan air mata (ku) yg telah jatuh...
seandainya "yg ada" di benakku benar2 "terjadi"...
ku hanya dapat menulis sebuah kata
=semoga.......................................=
@ Anonim : This is just another part of my past...
save the best for last ???
*PERAYU=pembual=pembohong
:-p
@ dynnia : tapi dunia bakal sepi kl tanpa sang perayu.... :p
Post a Comment